Hiburan Serdadu Israel: Pelecehan dan Penghinaan Warga Palestina di Perlintasan

Hiburan Serdadu Israel: Pelecehan dan Penghinaan Warga Palestina di Perlintasan
[ 29/05/2007 - 04:43 ]



Infopalestina-Selfit: Setiap kita punya pengalaman menunggu dan merasakan pahitnya pengalaman menunggu tersebut. Merasa gelisah dan tertekan pada saat menunggu sesuatu atau hal tertentu. Namun bagaimana jika anda menunggu berjam-jam di perlintasan militer milik penjajah? Saya tidak yakin ada kegiatan menunggu yang lebih sulit dialami dari ini, di tengah-tengah hinaan dan pelecehan yang sebelumnya belum pernah dialami. Semua orang Palestina mengalami penderitaan akibat menunggu di perlintasan-perlintasan militer (check point) Israel yang tersebat bagaikan jaring laba-laba di seluruh wilayah Tepi Barat. Perlintasan-perlintasan inilah yang diklaim Zionis Israel bahwa keberadaannya untuk melindungi keamanan Israel. Pada realitanya bukan itu. Perlintasan-perlintasan ini tidak lain adalah maskas kegiatan degradasi dan tidak manusiawi yang dilakukan para serdadu Israel, yang menyerang kehormatan warga Palestina. Tujuannya adalah untuk menekan dan mereka merasa rendah di hadapan penjajah teroris jahat dan dzalim. Berikut ini laporan khusus koresponden infopalestina dari Selfit, Tepi Barat, Rabu (25/04/07).

Perlintasan Hawara
Menyiksa, menekan, melecehkan bahkan membunuh secara pelan-pelan rakyat Palestina di perlintasan militer (check point), dengan cara seperti inilah Israel memperlakukan warga Palestina di wilayah Tepi Barat secara umum. Perlintasan militer Hawara adalah satu di antara gerbang derita bagi warga Palestina di Nablus, wilayah utara Tepi Barat. Bagi warga Palestina, melintasi perlintasan Hawara yang dijaga ekstra ketat adalah mimpi buruk yang mau tidak mau harus mereka alami. Sebuah perjalanan melelahkan yang bahkan harus merelakan nyawa atau ditangkap.
Perlintasan militer Israel Hawara terletak di selatan kotaNablus. Di sanalah warga Palestina merasakan pengalaman pelecehan dan tekanan tak terperikan dari pasukan Israel. Bahkan puluhan nyawa sudah menjadi korban di perlintasan maut itu. Maka wajar jika banyak warga Palestina ingin melakukan usaha serangan terhadap serdadu Israel, upaya penusukan, dan menyelundupkan senjata atau bahan peledak.
Para serdadu militer Zionis Israel, yang pada ghalibnya masih berusia belia, mereka mendapatkan latihan militer khusus, laki-laki dan wanita. Mereka biasa bercanda dan melakukan aktivitas tidak beradab dan tanpa rasa malu di perlintasan Hawara, pintu penjara pertama kotaNablus dan gerbang masuk bagi orang-orang yang datang ke Nablus dari selatan dan tengah Tepi Barat. Lokasi ini di kenal sebagai perlintasan paling buruk di bawah penjajah Zionis Israel.
Para serdatu ini selalu mengukur panjang dan lebar siapa saja yang turun dari mobil angkutan. Setiap orang Palestina, laki-laki atau perempuan, yang turun dari mobil disuruh berjalan kaki ke sisi perlintasan. Kemudian mereka (para serdadu) menyematkan kata-kata berbahasa Ibrani kepada wanita yang memakai cadar atau pun yang terbuka kepalanya. Kata-kata itu antara lain: tinggi…, pendek…, cantik…, jelek… dan kata-kata pelecehan lainnya.
Setiap hari hampir ada peratusan baru yang dibuat militer Israel untuk melecehkan dan menekan warga Palestina. Kadang Israel hanya membolehkan lewat bagi warga berusia di atas 50 atau 40 tahun. Kadang Israel tidak memperkenankan wanita melewati perlintasan dan mereka dipaksa dijemur di bawah terik matahari beberapa jam. Sadisnya ada anak-anak yang menunggu sampai pingsan sehingga ibu mereka harus mencari botol kosong diisi dengan air untuk mengompres anak-anak mereka. Kejamnya, para serdadu Israel melihat pemandangan itu sambil tertawa-tawa.
Kadang-kadang, dalam banyak kesempatan, mereka memilih sebagian orang yang melewati perlintasan menanyainya dan memeriksanya. Mereka melakukan itu dengan menggunakan alat pendingin di tengah-tengah gelak tawa dan pelecehan terhadap warga Palestina.
Namun di sela-sela semua itu, mereka bersiaga dengan senapan yang diarah ke warga Palestina dan diap untuk dinyalakkan dalam beberapa menit saja. Sehingga banyak di antara warga Palestina, lalu-laki ataupun perempuan, yang meninggal di perlintasan laknat ini. Sebagaimana digambarkan salah seorang pemuda yang pernah menunggu berjam-jam untuk bisa melewati perlintasan tersebut.
Amjad at Thairawi (23), warga Palestina yang menjadi korban terakhir di perlintasan itu. Sore itu, Ahad (08/10), Amjad pulang ke rumahnya di kamp pengungsi Balathah dekat Nablus. Tiba-tiba segerombolan serdadu Israel yang berjaga-jaga di perlintasan Hawara melarangnya masuk Nablus dengan alasan sedang ada perayaan hari besar Israel. Pemuda itu memilih mencari jalan memutar untuk berbuka puasa di rumahnya. Namun ia tetap menemukan serdadu Israel. Ia diberondong tembakan hingga menemui ajalnya.
Hal seperti ini tentu bukan kejadian pertama dan terakhir. Perlintasan ini telah menyebabkan puluhan warga Palestina meregang nyawa, baik di gerbang perlintasan itu atau di dekatnya, atau saat mengambil jalan memutar di sekitarnya ketika gerbang ditutup total dan dilarang melintasinya. Warga Palestina yang tidak bisa menyeberang perlintasan jumlahnya ribuan orang.
Tak sedikit pula warga yang menderita sakit menemui ajalnya karena prosedur pemeriksaan yang ekstra ketat hingga mereka terlantar dan terkatung-katung di perlintasan. Belum lagi kondisi sakit yang semakin parah gara-gara prosedur serdadu Israel di perlintasan ini. Semua prosedur ini dilakukan Israel karena kebencian mereka terhadap rakyat Palestina.
Wajah-wajah orang Palestina dipenuhi kemarahan, putus asa, garang, melawan dan gelisah setiap hari yang terus bertumpuk karena hidup di dalam sangkar yang lamanya hanya Allah yang tahu, kapan akan berakhir. Seakan tidak ada lagi inisiatif penyelesaian dan terbebas dari kondisi yang terus menghimpit ini.

Perlintasan Athara
Banyak kisah dan peristiwa pelecehan di perlintasan militer yang dilakukan para serdadu Israel yang ada di sana. Perlintasan Athara, ini adalah salah satu perlintasan yang ada di sebelah utara kota Ramallah. Perlintasan ini memisahkan kota Ramallah dengan wilayah-wilayah dan kota-kota di sebelah utara. Maka tidak aneh apabila ada antrian sangat panjang mobil-mobil dan kendaraan Palestina. Perlintasan ini dibawah kendali serdadu Israel yang ada di perlintasan. Seperti dikisahkan koresponden infopalestina, suatu kesempatan, di perlintasan tersebut, kami dihentikan seorang serdadu yang mahir berbahasa Arab. Namun pada kesempatan kali ini bukan pemeriksaan identitas yang dilakukan. Namun memulai dengan permbicaraan dengan nada penghinaan dan pelecehan terhadap faksi-faksi dan partai-partai di Palestina, di tengah-tengah gelak tawa kawan-kawannya, para serdadu Israel lainya. Serdadu tadi berbicara dengan sopir, “Saya adalah Hamas, bawalah saya bersama kalian ke Ramallah.”
Ternyata perlakukan ini tidak cukup. Kerusakan moral para serdadu Israel di perlintasan semakin parah dan bobrok sampai mereka tidak punya malu menggoda para remaja putrid yang melewati perlintasan. Belum lama ini, salah seorang serdadu menghentikan sejumlah warga Palestina, di antara mereka ada seorang mahasiswa sebuah universitas di Palestina. Serdadu ini merayu mahasiswi tersebut dengan puisi-puisi cinta yang didengarkan oleh semua orang yang ada. Sementara kawan-kawan mereka, para serdadu Israel meyahutinya dengan gelak tawa.
Bukan ini saja, namun masih banyak kisah dan peristiwa yang terjadidi perlintasan-perlintasan militer Israel. Tidak ada yang terjadi di sana kecuali penistaan dan pelecehan kehormatan warga Palestina. Tidak ada perkecualian, anak-anak, wanita ataupun orang lanjut usia. Para serdadu ini dari hari ke hari semakin mahir dan trampil mempraktekan cara-cara penyiksaan baru. Mereka sangat menikmati setiap inovasi dan kreasi yang mereka ciptakan untuk melecehan dan menghinakan warga Palestina dari hari ke hari. (pic/seto

0 komentar: